• Black
  • perak
  • Green
  • Blue
  • merah
  • Orange
  • Violet
  • Golden
  • Nombre de visites :
  • 68
  • 21/6/2017
  • Date :

Maulid Bersama: Bukti Kokoh Ukhuwah Sunni-Syiah

“Rupanya sudah tergambar bagaimana upaya musuh, bahkan musuh yang berasal dari dalam tubuh Islam sendiri begitu getolnya melakukan aksi penggerogotan agar umat ini tercerai-berai. Maka dengan adanya acara ini harus kita akui bahwa khususnya pihak penyelenggara dan tentunya masyarakat Islam pada umumnya, betapa mereka semua sangat mengingingkan persatuan dan terjalin eratnya ukhuwah islamiyah demi keutuhan NKRI,”

maulid bersama: bukti kokoh ukhuwah sunni-syiah

Acara Maulid Nabi di Masjid Raya Bandung pada Minggu (19/1) kemarin memberi kesan berbeda dengan perayaan Maulid Nabi biasanya. Sebab, acara tersebut terselenggara atas kerjasama beberapa ormas dari kalangan muslim Ahlussunnah dan Syiah, yang selama ini sering diisukan berbeda pemahaman dalam berIslam dan bahkan selalu dikesankan saling bermusuhan satu sama lain. (Baca Juga: Kesamaan Iman, Faktor Pemersatu Persahabatan)

 

Namun dengan terselenggaranya peringatan Maulid Nabi bersama kali ini, patahlah tuduhan-tuduhan dan provokasi tak berdasar yang selama ini beredar. Ternyata, dengan bermodal penghormatan dan kecintaan yang sama kepada sosok teladan Khatamun Nabiyyin, Rasulullah Muhammad Saw, umat Islam mampu bersatu dalam semangat ukhuwah demi kedamaian dan kemaslahatan bersama di bawah panji rahmatan lil ‘alamin.

 

Acara yang berlangsung empat jam itu dimulai sekitar pukul 20:00 WIB. Dari pihak Syiah hadir perwakilan Ormas Islam Ahlulbait Indonesia dan Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), sementara dari kalangan Ahlussunnah diwakili oleh Jama’ah Muslimat NU kota Bandung, GP Ansor, Banser, Pagar Nusa, Jaringan Gusdurian kota Bandung, Forum Silaturahim Warga Nahdhiyin (FOSWAN), Jama’ah Masjid Raya Bandung, Jama’ah Masjid Raya Al Munawarah, Anggota HMI, Anggota Deklarasi Sancang, Anggota Paguyuban Jaka Tarub, Paguyuban Pendekar Banten dan beberapa ormas islam lainnya.

 

Dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, acara dilanjutkan dengan pagelaran marawis. Kemudian pembacaan Tawassul oleh KH Alawi Nurul Alam Al-Bantani, da’i muda yang juga penulis buku berjudul “Salafi Wahabi (Persis) bertanya, Kiyai NU Menjawab.”

 

Setelah itu, acara inti seperti biasa adalah ceramah agama. Salah satunya disampaikan KH. Zainul Akifin al-Abbas mewakili Forum Silaturrahim Warga Nahdliyin (FOSWAN) yang dalam ceramahnya menyinggung tentang meningkatnya kelompok-kelompok Anti-Maulid dan perayaan-perayaan keagamaan lainnya seraya berpesan dan menghimbau masyarakat agar berhati-hati dan waspada terhadap kelompok-kelompok tersebut karena mereka merasa paling benar, dan menganggap orang yang tidak sepaham denganya pasti salah. (Baca Juga: Langkah Antisipasi Mencegah ISIS Menurut Anggota DPR)

 

“Kelompok ini juga tak segan menganggap orang lain sebagai ahli neraka dan ahli bid’ah karena amalan-amalannya mereka anggap tidak pernah dilakukan dan dicontohkan Rasulullah sebelumnya,” terang KH. Zainul Akifin.

maulid bersama: bukti kokoh ukhuwah sunni-syiah

Senada dengan skip FOSWAN, penceramah lain dari Lembaga Ta’mir Masjid Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (LTM PBNU), KH. Abdul Manan A. Ghani juga menyinggung maraknya gerakan kelompok Islam radikal yang mengampanyekan semangat Anti-Maulid dan menganggap hal itu sebagai cikal-bakal kehancuran negara.

 

“Rupanya sudah tergambar bagaimana upaya musuh, bahkan musuh yang berasal dari dalam tubuh Islam sendiri begitu getolnya melakukan aksi penggerogotan agar umat ini tercerai-berai. Maka dengan adanya acara ini harus kita akui bahwa khususnya pihak penyelenggara dan tentunya masyarakat Islam pada umumnya, betapa mereka semua sangat mengingingkan persatuan dan terjalin eratnya ukhuwah islamiyah demi keutuhan NKRI,” papar KH. Abdul Manan A. Ghani.

 

Sementara Jalaluddin Rakhmat (Kang Jalal), penceramah dari pihak Syiah menyampaikan tentang betapa pentingnya peringatan maulid bagi kaum Muslim. Menurutnya peringatan maulid itu adalah sebentuk ekspresi kerinduan kita kepada Rasulullah, kerinduan sekaligus bukti kecintaan yang sangat dalam maknanya. Sehingga karenanya Kang Jalal berharap agar penyelengaraan Maulid Nabi mampu tetap kita jaga kelestariannya di tengah umat.

 

Di akhir acara, doa penutup dipimpin Habib Hasan Daliel Alaydrus, Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia yang juga hadir dalam acara tersebut, dilanjutkan prosesi pembagian 114 tumpeng kepada ribuan jamaah yang tumpah-ruah di pelataran masjid Raya Bandung malam itu. (Abdul Malik/Yudhi)

 

Sumber:

www.ahlulbaitindonesia.co.id

 

 

  • Print

    Send to a friend

    Comment (0)