• Black
  • perak
  • Green
  • Blue
  • merah
  • Orange
  • Violet
  • Golden
  • Nombre de visites :
  • 86
  • 27/2/2018-8:27
  • Date :
Pengetahuan

Periode Pendidikan

Peranan orangtua dalam mendidik anak bukan hanya dimulai setelah anak lahir tetapi telah dimulai pada dua periode sebelum anak dilahirkan: pada saat memilih istri dan pada saat istri hamil.

periode pendidikan
Periode Pertama: Pendidikan Pra Natal

Memilih Istri

Seseorang yang memikirkan masa depan anaknya dan ingin anaknya cantik, sehat dan berakhlak baik, sebelum menikah ia harus menaruh perhatian kepada hal ini. Seorang laki-laki pada saat hendak memilih istri ia harus benar-benar sadar kepada wanita yang bagaimana ia akan letakkan nasib anaknya kelak, dan begitu juga sebaliknya seorang wanita harus benar-benar teliti laki-laki yang bagaimana yang ia harus pilih untuk menjadi bapak bagi anak-anaknya kelak.

Seorang anak, pada umumnya mempunyai sifat-sifat fisik dan kejiwaan dan bahkan jenis penyakit yang mirip dengan ayah dan ibunya. Sumber pembentuk janin adalah dua sel hidup yang berasal dari ayah dan ibu yang bersemayam dalam rahim ibu, yang kemudian membentuk menjadi sebuah makhluk baru yang berkembang dengan cepat sehingga menjadi seorang manusia dalam rupa yang baik dan sempurna.

(Baca Juga: Hak-Hak dan Tugas-Tugas Timbal Balik Suami dan Istri)

Allah Swt berfirman, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat (QS. al-Insan:2).

Oleh karena itu, pada umumnya seorang anak dalam warna kulit, bentuk badan, tinggi badan, bentuk mata, hidung, dan bahkan dalam kecerdasan dan sebagian perilaku mirip dengan ayah dan ibunya atau salah seorang keluarga dekatnya. Kesehatan dan keseimbangan fungsi tubuh, begitu juga kelemahan dan ketidakmampuan ayah dan ibu dapat memberikan pengaruh yang besar kepada bentuk seorang anak. Islam sangat menaruh perhatian kepada masalah yang sangat penting ini dan menyebut rahim ibu sebagai sumber dan permulaan bagi kebahagiaan dan kesengsaraan seorang anak manusia.

Rasulullah saw bersabda, “Orang yang beruntung adalah orang yang beruntung ketika berada dalam perut ibunya, dan orang yang sengsara adalah orang yang sengsara ketika berada dalam perut ibunya.”[123]

Pada hadis yang lain Rasulullah saw bersabda, “Pilihlah wanita yang baik bagi tempat spermamu.”[124]

Rasulullah saw juga bersabda, “Nikahilah wanita yang sederajat denganmu, dan pilihlah tempat yang baik bagi spermamu.”[125]

Rasulullah saw bersabda, “Hindarilah olehmu menikahi wanita dungu, karena bergaul dengan istri yang seperti ini adalah bencana dan anak-anak yang lahir darinya akan lenyap.”[126]

Seorang ilmuwan menulis, “Biasanya seseorang lebih mirip kepada kedua orangtuanya dibandingkan kepada orang-orang yang tidak mempunyai hubungan nasab dengannya. Kemiripan ini lebih banyak bersumber dari kesamaan faktor genetik di antara mereka. Karena lima puluh persen gen seorang anak sama dengan gen ayahnya dan lima puluh persen lagi sama dengan gen ibunya. Oleh karena itu, dapat diperkirakan di antara seorang anak dan kedua orangtuanya terdapat beberapa kemiripan yang dapat terlihat dengan jelas.”[127]

Periode Hamil

Pendidikan di dalam janin adalah periode yang sangat sensitif dan menentukan, baik bagi si wanita itu sendiri maupun bagi bayi yang ada dalam kandungannya. Pada periode ini seorang wanita harus memperhatikan dua hal berikut:

Masa-masa Awal Kehamilan

Seorang wanita harus sadar bahwa sejak masa hamil ia telah menjadi seorang ibu dan mempunyai tanggung jawab yang berat sebagai seorang ibu. Sesungguhnya umur seorang manusia telah dimulai sejak masa ini.

Seorang ilmuwan menulis, “Ketika seorang manusia lahir ke dunia berarti dia telah menjalani sembilan bulan dari umurnya, dan perjalanan masa sembilan bulan ini dari seluruh rangkaian hidupnya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kehidupan selanjutnya. Di Cina, sudah biasa seorang anak yang baru lahir dihitung telah berumur setahun, dan periode satu tahun ini ditambahkan kepada jumlah umurnya.”[128]

Seorang wanita yang hamil harus sadar bahwa ia sedang mendidik makhluk hidup dalam rahimnya dan sangat berpengaruh bagi masa depannya, karena rahim ibu adalah lingkungan pendidikan pertama bagi seorang anak yang akan sangat berpengaruh bagi masa depannya. Benar, bahwa sperma ayah dan ibu dan gen-gen berpindah kepada makhluk baru ini melalui hukum genetika dan mempunyai pengaruh pada pembentukan fisik dan rohaninya namun demikian makhluk hidup ini harus tumbuh dalam rahim ibu dan bagaimana pertumbuhannya pun sampai batas tertentu berada dalam genggaman seorang ibu.

Oleh karena itu, seorang wanita hamil jangan menganggap masa yang sedang dilaluinya ini sebagai masa biasa dan bersikap tidak peduli. Ia harus sadar jika ia lengah sedikit saja atau menganggap sebagai sesuatu yang enteng bisa saja ia akan kehilangan kesehatannya atau akan melahirkan seorang anak yang cacat, sakit dan lemah, seorang anak yang terpaksa menjalani hidup di dunia ini dengan kesengsaraan.

Seorang ilmuwan menulis,

“Badan seorang ibu dan segala peristiwa yang menimpa padanya sangat berpengaruh pada lingkungan perkembangan seorang janin. Setiap wanita mempunyai tanggung jawab menyediakan lingkungan terbaik bagi rumah pertama anaknya, dan itu baru akan berhasil apabila ia mengetahui peristiwa-peristiwa apa dari hidupnya yang akan berpengaruh pada perkembangan anaknya. Seorang ibu yang sedang hamil tidak boleh sedih karena itu akan menyebabkan perkembangan anak menjadi tidak normal dan merenggut kebahagiaannya. Kelalaian dan ketidaktahuan akan faktor-faktor-faktor ini akan menyebabkan penyakit ini sulit diobati.”[129]

Ilmuwan lain menulis,

“Engels mengatakan, dari penelitian ilmiah akhir-akhir ini dapat diketahui secara pasti bahwa faktor lingkungan yang menjadi penyebab asli dari timbulnya berbagai bentuk kecacatan dan kelumpuhan anak. Oleh karena itu, perhatian harus lebih diberikan kepada lingkungan sebelum anak lahir, karena lingkungan manusialah yang dapat dirubah, bukan gen dan kromosom.”[130]

Seorang ilmuwan menulis,

“Ketidaknormalan yang terjadi pada seorang anak dapat disebabkan benih yang baik namun berada pada lingkungan yang buruk atau benih yang buruk yang berada pada lingkungan yang baik. Banyak sekali fenomena cacat fisik yang terjadi pada anak, seperti bibir sumbing dan wajah Mongolia, yang dahulu dianggap sebagai akibat turunan, namun kini diketahui bahwa penyebabnya adalah faktor lingkungan terutama karena kekurangan oksigen pada masa kehamilan.”[131]

Seorang ilmuwan lain menulis,

“Perlu diketahui bahwa lingkungan pada masa perkembangan awal janin memberikan pengaruh kepada janin yang pengaruhnya lebih besar dari pengaruh lingkungan luar.”[132]

Pekanya Masa Kehamilan

Seorang wanita hamil harus menyadari akan pentingnya masa kehamilan bagi pertumbuhan janin yang ada dalam rahimnya. Ia harus tahu bahwa ia sedang mendidik seorang manusia kecil dalam rahimnya yang sama sekali tidak mempunyai peranan sekecil apapun bagi pertumbuhan dan perkembangan dirinya dan sepenuhnya bergantung kepada ibunya. Janin memperoleh makanan dari makanan ibunya, ia memperoleh kehangatan dan oksigen dari kehangatan dan oksigen yang dihirup ibunya. Benar, janin bukan merupakan anggota tubuh seorang ibu namun meski begitu ia memperoleh makanan dari tubuh ibunya.

Oleh karena itu, seorang wanita hamil dalam mengonsumsi makanan harus memperhatikan dirinya dan juga memperhatikan janin yang bergantung kepadanya. Makanan yang dimakan seorang ibu hamil harus kaya dengan gizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuhnya dan memelihara kekuatan dan kesehatan dirinya, sehingga ia dapat menyediakan lingkungan yang baik dan aman bagi janin yang hidup dalam rahimnya dan pada sisi lain dapat memberikan zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental si janin, sehingga ia dapat tumbuh dengan baik dan mengaktualisasikan segenap potensi yang ada pada dirinya.

Ia harus mengatur dan memprogram makanan yang dikonsumsinya secara teliti, karena kekurangan beberapa jenis zat makanan dan vitamin yang dibutuhkan dapat merusak kesehatannya dan menjadikan janin yang ada dalam kandungannya berada dalam bahaya. Coba perhatikan keterangan berikut:

“Berdasarkan survey, 80% anak yang cacat fisik di dunia dan anak-anak yang mempunyai keterbelakangan perkembangan otak adalah disebabkan tidak memperoleh makanan secara baik pada masa kehamilan.”[133]

Sudah sejak lama diketahui bahwa makanan yang dimakan seorang ibu pada saat mengandung dan masa menyusui sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Seorang ibu harus menyediakan semua jenis vitamin, hidrokarbon, lemak dan berbagai zat besi yang dibutuhkan bagi perkembangan sel-sel hidup yang ada dalam tubuh anak.

Penelitian menunjukkan bahwa seorang ibu harus menjamin ketersediaan dalam jumlah yang cukup vitamin-vitamin yang diperlukan untuk aktivitas sel-sel hidup dalam tubuh janin, karena janin lebih sensitif dari kekurangan berbagai jenis vitamin dibandingkan ibunya. Oleh karena itu, bisa saja seorang ibu pada masa mengandung sehat-sehat saja namun janin yang ada dalam rahimnya mengalami kekurangan vitamin dan terhambat pertumbuhannya.[134]

Ketika individu baru memulai hidupnya ia membawa segenap energi dan karakteristik yang diperlukan, namun pertumbuhan semua itu hanya dapat terjadi manakala plasenta memperoleh makanan yang cukup. Meskipun faktor-faktor yang menjadikan janin menjadi manusia telah disediakan oleh ovum dan sperma namun sempurna dan tidak sempurnanya pertumbuhannya bergantung kepada cukup atau tidak cukupnya plasenta mendapat makanan. Janin bukanlah bagian anggota tubuh ibu, ia adalah sebuah tubuh yang untuk sementara waktu berdiam dalam rahim ibu. Esensi genetik seorang anak tidak identik dengan esensi genetik seorang ibu, karena terciptanya seorang anak di antara gen-gen ibu dan juga gen-gen ayah. Sangat mungkin kedua faktor gen tersebut sangat berbeda. Oleh karena itu janin senantiasa dalam keadaan mengalami perubahan. Kebutuhan-kebutuhan janin berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan ibu yang telah sempurna pertumbuhannya. Sehingga bisa saja zat-zat makanan yang bermanfaat bagi ibu malah berbahaya bagi janin. Di plasenta perbedaan-perbedaan ini berhadapan dengan sel-sel pemberi makanan janin, dan sel-sel inilah yang menentukan mana zat-zat yang boleh masuk dari ibu ke janin atau sebaliknya dari janin ke ibu.[135]

Segala sesuatu yang berpengaruh pada kesehatan ibu akan berpengaruh pada kesehatan janin. Jika seorang ibu kekurangan zat kalsium maka keadaan itu akan berpengaruh pada pembentukan tulang dan gigi anak. Kelelahan berlebihan yang dialami ibu akan menyebabkan banyaknya zat racun di dalam darah, dan darah yang merupakan pembentuk makanan bagi janin tentunya akan berpengaruh pada pembentukan anak.

Seorang ibu hamil harus melakukan olah raga yang ringan, istirahat yang cukup, menghirup udara yang segar, dan mengonsumsi makanan yang sesuai yang sebagian besarnya terdiri dari susu dan hijau-hijauan. Suasana emosi yang berlebihan dan tekanan-tekanan batin yang dialami seorang ibu sudah barang tentu akan berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Karena, kondisi-kondisi yang seperti ini akan merusak sistem syaraf. Sangat mungkin satu-satunya sebab yang menyebabkan seorang anak labil emosinya dan rawan terkena penyakit-penyakit kejiwaan adalah tekanan-tekanan emosi yang dialami ibu pada saat hamil. Oleh karena itu, pada saat hamil seorang ibu harus benar-benar menjaga dan memperhatikan kesehatan dirinya, makanan yang dimakannya, melakukan istirahat yang cukup dan memperoleh udara yang segar, karena yang demikian itu sangat berpengaruh bagi kesehatan anak yang dikandungnya.[136]

Seorang ilmuwan menulis,

Jika aliran darah ibu tidak bisa mensuplai zat kalsium yang dibutuhkan kepada tubuh anak maka itu akan menyebabkan kerapuhan pada kerangka tulang anak. Jika seorang ibu menderita penyakit gula dan zat gula darahnya melebihi batas normal maka ini akan memaksa pankreas janin bekerja lebih keras, dan jika keadaan ini terus berlanjut setelah janin itu lahir maka gula darah anak menjadi sedikit, dan manakala tidak diobati maka anak itu akan mati karena kekurangan zat glukogen.[137]

Dr. Ali Akbar Syi`ari menulis,

“Makanan yang dimakan ibu akan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya terutama pada masa menjelang dekat dengan kelahiran saat tingkat kebutuhannya pada jumlah dan kualitas makanan bertambah. Oleh karena itu, seorang ibu yang tidak mengonsumsi makanan sehat dan cukup pada masa kehamilan biasanya anak yang dilahirkannya akan mengalami kekurangan dari sisi fisik dan mental atau menderita penyakit-penyakit kejiwaan.”[138]

Pandangan Islam

Islam juga sangat menaruh perhatian kepada dua masalah ini: masalah pemberian makan janin dari makanan ibu dan pengaruh makanan yang dikonsumsi ibu hamil pada pertumbuhan janin yang ada dalam kandungannya. Berikut ini hadis-hadis yang mengisyaratkan akan hal itu:

Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Makanan janin tersedia dari makanan yang dimakan ibunya, secara perlahan-lahan ia mengambil makanan dari ibunya.”[139]

Pada hadis lain Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Salman bertanya kepada Amirul Mukminin as, ‘Dari mana tersedia makanan bagi anak yang ada dalam perut ibunya?’ Amirul Mukminin as menjawab, ‘Allah menahan darah haid lalu menjadikannya makanan baginya.’”[140]

Rasulullah saw bersabda, “Makananlah buah safarjal (sejenis apel) dan berilah kepada temanmu sebagai hadiah, karena buah itu dapat mempertajam sinar mata dan menumbuhkan rasa cinta kasih pada hati. Suruhlah wanita hamil memakan buah itu, karena ia akan membuat cantik rupa anak yang akan dilahirkan. (Dalam riwayat lain disebutkan), supaya bagus akhlak anak yang akan dilahirkan.”[141]

Untuk itu, bagi wanita yang sedang hamil dianjurkan:

1. Mengatur jumlah dan kualitas makanan sesuai dengan kebutuhan diri dan anak yang ada dalam kandungan.

2. Usahakan senantiasa menghirup udara yang segar dan oksigen yang cukup. Semaksimal mungkin hindari udara kotor dan berpolusi. Ketika tidur bukalah pintu atau jendela kamar supaya udara segar dapat masuk ke dalam kamar.

3. Lakukan olah raga ringan, seperti jalan kaki, terutama pada waktu pagi di mana udara masih segar. Sedapat mungkin hindari pekerjaan-pekerjaan berat dan melelahkan.

4. Usahakan untuk senantiasa gembira dan jangan bersedih. Hindari film-film atau pemandangan-pemandangan yang menegangkan dan menakutkan.

Pengaruh Makanan Ibu pada Akhlak Anak

Kondisi makanan yang dikonsumsi ibu pada masa-masa hamil bukan hanya berpengaruh pada kesehatan janin tetapi juga berpengaruh pada akhlaknya dan sejauh mana tingkat kecerdasannya. Karena seluruh organ tubuh janin, termasuk saraf dan otaknya terbentuk dari makanan yang berasal dari makanan yang dikonsumsi ibu. Hubungan keadaan akhlak seseorang dengan kondisi bentuk sarafnya adalah sesuatu yang tampak jelas bagi para peneliti.

Oleh karena itu, Islam menganjurkan kepada para wanita hamil untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan dan buah-buahan, di antaranya:

Rasulullah saw bersabda, “Berilah makan kurma wanita yang sedang hamil pada bulan-bulan terakhir kehamilannya supaya anaknya menjadi anak yang penyabar dan suci.”[142]

Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Berilah makan barni (sejenis kurma) wanita yang telah melahirkan (pada masa nifas) supaya anaknya menjadi anak yang berakal dan murah hati.”[143]

Amirul Mukminin as berkata, “Barni adalah sebagus-bagusnya kurma. Berilah ia kepada para wanita yang sedang dalam masa nifas, supaya anaknya menjadi anak yang penyabar dan bijak.”[144]

Rasulullah saw bersabda, “Berilah makan lubân (sejenis kemenyan khas Arab—peny.) wanita yang sedang hamil, karena janin yang memakan lubân dalam perut ibunya akan menjaiya di kuat akalnya. Jika ia laki-laki ia akan menjadi seorang pemberani, jika ia perempuan ia akan menjadi perempuan yang besar pinggulnya dan dicintai suaminya.”[145]

Imam Ali Ridha as berkata, “Berilah makan lubân wanita yang sedang hamil. Karena, jika ia anak laki-laki ia akan menjadi laki-laki yang cerdas, pintar dan pemberani, dan jika ia anak perempuan ia akan menjadi perempuan yang berakhlak baik, cantik, berpinggul besar dan dicintai suaminya.”[146]

Rasulullah saw bersabda, “Berilah makan buah safarjal (sejenis apel) kepada wanita yang sedang hamil, karena ia dapat membuat bagus akhlak anak yang akan dilahirkan.”[147]

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Tidak ada makanan dan obat yang lebih baik bagi wanita selain buah kurma matang. Allah Swt berfirman kepada Maryam di dalam al-Quran, Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”[148]

Rasulullah saw bersabda, “Setiap wanita hamil yang makan buah semangka maka anaknya akan cantik wajahnya dan baik akhlaknya.”[149]

Dari hadis-hadis di atas dapat ditarik dua kesimpulan: pertama, sangat sensitifnya masa kehamilan bagi perkembangan janin; kedua, begitu besarnya pengaruh makanan yang dikonsumsi ibu pada masa kehamilan pada kecerdasan dan akhlak anak yang akan dilahirkan.

Program Makan Wanita Hamil

Makanan yang dikonsumsi wanita hamil harus kaya dengan nutrisi, sempurna, dan mengandung semua zat yang dibutuhkan, seperti macam-macam vitamin, protein, zat besi dan zat garam. Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas satu persatu macam-macam makanan, buah dan sayur-mayur beserta khasiat-khasiatnya. Untuk mengetahui itu para ibu dapat membaca buku-buku yang telah banyak ditulis khusus mengenai hal ini. Namun demikian, pada kesempatan ini saya ingin mengingatkan poin berikut:

Salah satu kesulitan yang dihadapi para wanita yang sedang hamil ialah hilangnya selera makan. Meskipun pada masa kehamilan seorang wanita membutuhkan makanan lebih banyak dibandingkan masa-masa lainnya namun sayangnya kebanyakan mereka pada masa ini tidak mempunyai selera kepada makanan. Sampai beberapa waktu para wanita yang sedang hamil biasanya menderita ngidam yang berat sehingga mereka tidak suka dengan berbagai jenis makanan. Pada masa ini makanan yang diberikan kepada mereka hendaknya sedikit jumlahnya namun menguatkan.

Zat-zat yang dibutuhkan tubuh terdapat pada berbagai macam buah, sayuran, biji-bijian, daging, susu, yoghurt, mentega, lemak hewan dan tumbuh-tumbuhan, dan telur. Oleh karena itu, mengonsumsi secara berganti-ganti jenis makanan tersebut adalah upaya terbaik bagi para wanita hamil.

Seorang penulis berkata,

“Untuk memiliki tubuh yang sehat bukan hanya kita harus makan yang cukup tetapi juga harus mengonsumsi berbagai jenis makanan.”[150]

Ilmuwan yang lain mengatakan,

“Seorang ibu yang sedang hamil harus menambahkan zat-zat mineral dan berbagai jenis vitamin pada makan siang dan makan malamnya, supaya janin yang ada dalam kandungannya dapat tumbuh dengan sehat dan sempurna.”[151]

Singkatnya, makanan terbaik bagi masyarakat umum, khususnya bagi para ibu hamil adalah berbagai jenis sayuran, baik yang mentah maupun yang masak, berbagai jenis buah-buahan dan biji-bijian, susu dan berbagai produk turunannya. Pohon dan tumbuh-tumbuhan memperoleh makanan dari tanah, air, udara dan sinar matahari, lalu mereka menyediakan makanan yang sehat dan alami bagi kita. Namun, masing-masing dari mereka tidak mencakup semua zat makanan yang dibutuhkan melainkan hanya mempunyai khasiat tertentu. Seseorang yang menginginkan kesehatan dan keselamatan bagi dirinya ia harus mengonsumsi makanan yang bermacam-macam. Dari berbagai macam buah-buahan pohon, seperti apel, safarjal, pir, lobi-lobi, blueberri, kurma, anggur, sirsak, mangga, pisang, delima, jeruk dan pepaya. Di samping itu, dia juga harus mengonsumsi buah-buahan tanah, seperti, buah melon, semangka, ketimun suri dan ketimun.

Dia juga harus mengonsumsi berbagai jenis sayuran, seperti bawang putih, bawang merah, kol, lobak, kacang buncis, kangkung, bayam, sawi, kacang polong dan labuh. Dia juga harus mengonsumsi berbagai jenis biji-bijian, seperti gandum, jagung, kacang adas dan beras.

Hendaknya dia juga mengonsumsi berbagai macam daging: daging kambing, daging sapi, daging ayam dan telurnya, ikan, begitu juga berbagai jenis susu dan turunannya.

Zat-zat makanan yang dibutuhkan manusia terdapat di dalam berbagai jenis makanan di atas, sehingga jika kita mengonsumsi makanan beragam maka berbagai macam kebutuhan akan makanan akan terpenuhi dan kita tidak akan kekurangan nutrisi.

Yang kami maksud bukanlah berarti setiap hari seseorang harus mengonsumsi semua jenis makanan di atas, tetapi hendaknya disusun program makan yang mencakup berbagai jenis makanan meskipun sedikit. Melaksanakan program yang semacam ini tidaklah sulit hanya saja kita membutuhkan kemauan dan informasi. Melaksanakan program makan yang benar sangat perlu dan berguna bagi setiap orang terutama bagi para wanita hamil yang mempunyai tanggung jawab memelihara perkembangan janin yang ada dalam kandungannya.

Islam juga menaruh perhatian yang besar kepada masalah ini. Islam menjelaskan manfaat dan khasiat beberapa jenis buah dan menganjurkan orang untuk memakannya, terutama kepada para wanita yang sedang hamil dan menyusui.

Menyusun program makan yang sesuai dibebankan kepada suami wanita yang sedang hamil. Seorang suami mempunyai kewajiban memperhatikan keadaan istrinya yang sedang dalam periode sensitif, dan sedapat mungkin berusaha menyediakan berbagai jenis makanan yang dibutuhkan istrinya dan anak yang ada dalam kandungannya. Jika ia melihat istrinya yang sedang ngidam tidak suka kepada beberapa macam makanan maka ia harus menyediakan makanan lain yang sejenis dengannya yang mempunyai khasiat yang sama, sehingga dengan begitu ia dapat menjaga kesehatan dan selera makan istrinya dan juga menjaga perkembangan janin yang ada dalam perut istrinya.

Seorang suami harus tahu bahwa sikap tidak peduli dan tidak mau tahu dalam masalah ini dapat membahayakan kesehatan istri dan anak yang ada dalam kandungannya, dan ini merupakan sebuah kejahatan yang harus dia bayar di dunia ini juga, dan pada hari kiamat ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya.

Hamil dan Mengonsumsi Zat-zat Adiktif

Mengonsumsi zat-zat adiktif seperti rokok, ganja, heroin, sabu-sabu dan lainnya sangat berbahaya bagi siapa saja dan kapan saja. Seseorang yang peduli pada kesehatan dirinya benar-benar harus menjauhi zat-zat semacam itu. Pada kesempatan ini kita tidak sedang menjelaskan berbagai macam bahaya fisik, kejiwaan dan ekonomi yang ditimbulkan oleh zat-zat ini, tetapi tujuan kita di sini ialah hendak menjelaskan bahaya yang ditimbulkan zat-zat ini bagi janin yang ada dalam kandungan ibunya. Untuk mengetahui hal ini alangkah baiknya kita menelaah berbagai tulisan para ahli berikut:

Pertama, coba Anda simak ringkasan sebuah makalah yang dimuat dalam salah satu majalah asing yang cukup terkenal,

“Sebuah penelitian yang dilakukan di negara-negara Skandinavia terhadap 6363 orang ibu menunjukkan bahwa berat rata-rata tubuh anak yang lahir dari ibu yang kecanduan rokok 170 gram lebih ringan dibandingkan berat tubuh rata-rata seluruh anak. Demikian juga dengan ukuran kepalanya. Selanjutnya, tingkat kematian yang terjadi di antara anak-anak ini enam kali lebih banyak dibandingkan tingkat kematian yang terjadi di antara seluruh anak. Begitu juga cacat sejak lahir yang terjadi pada anak-anak ini jauh lebih banyak dibandingkan pada anak-anak yang lahir dari ibu yang tidak kecanduan rokok.

Mengonsumsi rokok akan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen di dalam darah ibu dan janin. Penyakit jantung bawaan pada anak-anak yang terlahir dari ibu yang merokok 50% lebih banyak dibandingkan pada anak-anak yang terlahir dari ibu yang tidak merokok. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak ini akan tertinggal dibandingkan anak-anak seusianya di sekolah, dan tingkat ketertinggalannya ini terkait erat dengan seberapa banyak rokok yang dikonsumsi pada saat ibu mengandung. Karena rokok dapat menyebabkan berkurangnya sel-sel otak anak. Ini hanya merupakan sebagian kecil dari bahaya yang ditimbulkan rokok pada seorang anak.”[152]

Dr. Jaza’iri menulis,

“Mengonsumsi rokok bukan hanya membahayakan bagi ibu tetapi juga membahayakan bagi anak yang ada dalam rahim. Minuman beralkohol pun sangat-sangat berbahaya bagi ibu yang sedang hamil. Karena alkohol, di samping memabukkan dia juga menghancurkan berbagai macam vitamin yang dibutuhkan ibu dan anak yang ada dalam kandungan, sehingga anak yang dilahirkan akan menjadi cacat.”[153]

Dr. Jalali menyebutkan,

“Alkohol, morfin dan semua zat adiktif lainnya akan masuk ke dalam darah, dan pada gilirannya akan berpengaruh pada perkembangan janin. Bahkan, menurut keyakinan banyak pihak, penggunaan zat adiktif akan membahayakan pembentukan jantung janin.”[154]

Sakit ketika Hamil

Jika wanita yang sedang hamil sakit, dan penyakit yang dideritanya itu penyakit yang ringan, seperti demam ringan, sebaiknya ia istirahat dan mengobati penyakitnya dengan obat tumbuh-tumbuhan dan sedapat mungkin menghindari obat-obat kimia. Akan tetapi jika penyakit yang dideritanya penyakit yang berat maka sesegera mungkin ia harus mendatangi seorang dokter yang ahli dan menaati segenap anjuran-anjurannya hingga ia benar-benar pulih dari penyakitnya. Karena jika ia tidak berobat maka itu tidak hanya akan membahayakan kepada dirinya tetapi juga membahayakan keselamatan janin yang ada dalam kandungannya.

Seorang ibu hamil yang sakit harus memperhatikan dua hal penting berikut:

Pertama, dia harus memberitahukan kepada dokter bahwa dirinya sedang hamil, sehingga di dalam memberikan resep dan obat, dokter akan memperhatikan keadaan janin dan ia tidak akan memberikan obat yang akan membahayakan janin. Karena biasanya obat disediakan dan telah diuji coba bagi orang-orang yang lebih besar. Oleh karena itu, bisa saja beberapa jenis obat berbahaya bagi janin yang ada dalam kandungan, karena para ilmuwan mengatakan bahwa obat sebagaimana juga makanan sampai ke tubuh janin melalui plasenta dan memberikan pengaruh kepadanya. Bisa saja sebuah obat yang bermanfaat bagi ibu namun berbahaya bagi tubuh kecil yang sedang dalam proses pertumbuhan. Oleh karena itu, di dalam mengonsumsi obat seorang wanita hamil harus memperhatikan keadaan janin yang ada dalam kandungannya.

Kedua, menghindari penggunaan obat tanpa seizin dokter, karena bisa saja obat tersebut dapat membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang ada dalam kandungannya.

Seorang ilmuwan mengatakan,

“Dalam kondisi tertentu virus dan mikroba dapat masuk melalui plasenta dan menyerang janin yang tidak berdaya sehingga ia menderita penyakit yang diderita ibunya.”[155]

Penulis yang sama berkata,

“Perubahan pola makan ibu, obat-obat yang dikonsumsi dan penyakit yang diderita akan memberikan pengaruh kepada janin. Sebuah kerusakan kecil yang terjadi pada masa-masa awal kehidupan janin akan berpengaruh besar pada perkembangan janin. Oleh karena itu, kaum wanita mempunyai kewajiban khusus menjaga kesehatan dirinya pada masa-masa ketika diperkirakan ia hamil.”[156]

Pengaruh Kondisi Kejiwaan Ibu pada Janin

Tidak ada sedikit pun keraguan di kalangan para ilmuwan akan besarnya pengaruh pola makan ibu terhadap perkembangan janin. Namun yang ingin dibahas di sini ialah, apakah pikiran, emosi dan kondisi kejiwaan ibu juga memberikan pengaruh kepada jiwa janin atau tidak? Sebagian ilmuwan mengatakan, kondisi kejiwaan dan emosi seorang ibu pada saat hamil, seperti rasa bimbang, gelisah, marah, dendam dan hasud juga berpengaruh kepada jiwa si janin, dan sangat mungkin sifat-sifat ini atau yang sejenisnya berpindah dari ibu kepada si anak.

Demikian juga dengan sifat-sifat baik dan ketenteraman jiwa ibu, seperti sifat percaya diri, optimis, iman dan penyayang. Sifat-sifat tersebut dapat memberikan pengaruh positif kepada perkembangan jiwa janin dan menjadikannya bersifat dengan sifat-sifat tersebut.

Di dalam menjelaskan perkataannya mereka mengatakan, “Janin yang hidup dalam rahim ibu dan memperoleh makanan dari makanan ibunya adalah bagian dari tubuh ibu. Oleh karena itu, suasana kejiwaan ibu, sebagaimana berpengaruh kepada anggota-anggota tubuhnya juga berpengaruh kepada janin yang ada dalam kandungannya.”

Namun, para ahli janin dan para ahli jiwa anak membantah pernyataan ini dan mengatakan bahwa argumentasi yang dikemukakan tidak sempurna. Mereka mengatakan, benar bahwa janin hidup dalam rahim ibu, memperoleh makan dari makanan ibu dan mempunyai hubungan dengan alat pencernaan ibu, namun di antara keduanya tidak terdapat hubungan saraf (neurologis) hingga kondisi kejiwaan ibu dapat berpindah kepadanya.

Dr. Jalali berkata tentang hal ini,

“Tidak ada hubungan langsung di antara ibu dan janin. Hubungan antara ibu dan janin yang ada dalam kandungannya terjadi melalui tali pusar, dan pada tali pusar ini tidak terdapat urat saraf yang menuntun peristiwa-peristiwa emosi, ia hanya terdiri dari pembuluh-pembuluh darah. Oleh karena itu, suasana emosi tidak dapat berpindah kepada janin melalui tali pusar.”[157]

Kebenaran ada pada pihak kedua yang mengatakan bahwa pikiran dan suasana emosi wanita hamil tidak dapat secara langsung memberikan pengaruh kepada jiwa janin, karena—sebagaimana mereka katakan—tidak adanya hubungan saraf di antara keduanya. Namun demikian, tidak benar juga jika dikatakan tidak ada pengaruh sedikit pun pikiran dan kondisi kejiwaan ibu meski secara tidak langsung terhadap pembentukan jiwa janin. Untuk lebih jelas coba simak tiga poin berikut:

1. Sudah terbukti bahwa jiwa dan tubuh manusia mempunyai hubungan yang sangat dekat, bahkan merupakan sebuah satu kesatuan di mana satu sama lainnya saling mempengaruhi. Sehat dan sakitnya tubuh, kuat dan lemahnya saraf, dan bahkan kenyang dan laparnya seseorang sampai batas-batas tertentu memberikan pengaruh terhadap cara berpikir dan perilakunya. Akhlak dan kepribadian seseorang sampai batas tertentu banyak memberikan pengaruh kepada bentuk indera dan susunan saraf dan otaknya. Mereka mengatakan, jiwa yang kuat terdapat dalam tubuh yang sehat. Kekurangan sebagian zat makan dapat saja menjadikan otak dan saraf menjadi lahan subur bagi munculnya sifat-sifat tercela dan emosi yang meletup-letup. Oleh karena itu, beberapa penyakit kejiwaan dapat disembuhkan dengan obat dan makanan.

2. Selama janin hidup di dalam rahim ibu ia memperoleh makanan melalui alat pencernaan ibu. Artinya, seratus persen ia bergantung kepada ibu. Oleh karena itu, pola makan ibu memberikan pengaruh sempurna terhadap pertumbuhan tubuh, saraf dan jiwa janin.

Dr. Jalali berkata, “Segala sesuatu yang berpengaruh bagi kesehatan ibu maka ia juga berpengaruh bagi kesehatan janin. Jika makanan ibu kekurangan kalsium maka itu akan berpengaruh pada pembentukan tulang dan gigi anak.”[158]

3. Sudah terbukti dan dapat dirasakan bahwa kegelisahan dan keresahan jiwa yang parah sangat berpengaruh terhadap seluruh tubuh, salah satunya organ alat pencernaan. Anda sendiri dapat merasakan pada saat Anda sedang sedih, resah dan takut maka nafsu makan Anda menjadi berkurang dan Anda tidak dapat mencerna makanan secara sempurna. Di sini, sistem alat pencernaan Anda menjadi terganggu dan keseimbangan organ saraf-saraf Anda menjadi kacau.

Dari penjelasan tiga poin di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Meskipun berbagai pikiran dan suasana jiwa ibu tidak dapat berpindah ke saraf dan otak anak secara langsung —karena tidak ada hubungan saraf— namun dikarenakan hal-hal tersebut memberikan pengaruh kepada tubuh ibu terutama organ pencernaannya, sementara makanan janin diperoleh melalui organ pencernaan ibu, dan begitu juga pola makan ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan saraf dan kejiwaan anak maka secara pasti dapat dikatakan bahwa suasana kejiwaan ibu pada saat hamil, yang buruk maupun baik banyak berpengaruh terhadap perkembangan saraf dan kejiwaan janin, dan begitu juga terhadap pembentukan sifat-sifat dirinya di masa yang akan datang.

Rasa sedih, emosi, gelisah dan rasa takut ekstrim yang dialami seorang ibu secara umum dapat merusak organ pencernaan dan sarafnya. Kondisi yang tidak normal ini bukan hanya berbahaya bagi tubuh dan jiwa ibu tetapi juga berakibat buruk terhadap kondisi proses pemberian makan janin yang berada dalam kandungannya, dan sangat mungkin saraf dan otak si anak nantinya akan tertimpa gangguan kejiwaan.

Seorang ibu hamil yang menjalani hidup dengan tenang dan memperoleh makanan yang cukup akan mempunyai tubuh dan jiwa yang sehat, dan pada akhirnya janin yang ada dalam kandungannya pun dapat tumbuh dengan sehat dan sempurna baik fisik maupun jiwanya.

Sebaliknya, seorang ibu hamil yang menjalani hidup dengan sedih, gelisah, bimbang, menyesal dan akhlak yang jelek, tidak hanya akan membahayakan fisik dan jiwanya tetapi juga akan merusak kondisi pemberian makan janin dan ketenangan jiwanya, dan tentunya janin yang tumbuh dalam lingkungan yang seperti ini akan mempunyai nasib yang buruk. Coba perhatikan data statistik berikut:

“Para dokter jiwa membuktikan bahwa 66% dari anak-anak yang menderita penyakit jiwa mewarisi penyakitnya dari ibunya. Manakala seorang ibu sehat dan normal maka anaknya pun akan mempunyai jiwa yang sehat dan normal. Jika seorang ibu ingin mempunyai anak yang sehat, ceria dan mempunyai akal yang kuat maka sebelum anak itu lahir ia harus peduli akan kesehatan dirinya.”[159]

Menghirup Udara Segar dan Cukup Istirahat

Janin yang hidup dalam perut ibu, di samping untuk makan bergantung kepada ibunya, dalam menghirup oksigen pun ia membutuhkan ibunya. Dengan cara bernafas manusia dapat memenuhi oksigen yang dibutuhkannya dan membuang karbondioksida yang ada pada tubuhnya. Dengan begitu ia dapat menjaga suhu tubuhnya dan melangsungkan hidupnya. Janin pun untuk dapat tumbuh memerlukan oksigen, namun alat pernafasannya masih belum bekerja, dan untuk itu ia memperoleh oksigen dari oksigen yang dihirup ibunya.

Oleh karena itu, kualitas udara yang dihirup ibu bukan hanya berpengaruh pada kesehatan tubuhnya tetapi juga berpengaruh pada pertumbuhan janin yang ada dalam kandungannya. Dengan menghirup udara yang segar, seorang ibu tidak hanya menjaga kesehatan tubuhnya tetapi ia juga membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Jika ibu menghirup udara yang kotor dan berpolusi maka itu akan membahayakan bagi dirinya dan juga bagi janin yang ada dalam kandungannya.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada para wanita yang sedang hamil untuk sedapat mungkin menghirup udara yang bersih dan segar. Cobalah berjalan kaki di udara yang bersih dan menarik nafas dalam-dalam, dan hindari begadang di tengah malam. Hindari merokok dan bernafas di ruangan yang dipenuhi asap rokok, karena udara yang kotor dan minim oksigen akan membahayakan kesehatan janin.

Para wanita yang sedang hamil dapat melakukan aktivitas hidupnya secara biasa namun ia harus menghindari mengangkat beban yang berat, melakukan gerakan yang cepat dan aktivitas yang melelahkan, karena hal itu akan mengganggu kenyamanan janin yang ada dalam kandungan dan bisa saja menyebabkan keguguran. Melakukan perjalanan dekat dan dengan kendaraan yang nyaman tidak membahayakan namun ia harus menghindari perjalanan jauh dan melelahkan kecuali dalam keadaan terpaksa, terutama pada bulan-bulan pertama dan bulan-bulan akhir masa kehamilannya. Alhasil wanita hamil memerlukan istirahat yang lebih banyak. Namun demikian, aktivitas-aktivitas ringan seperti gerakan-gerakan perlahan dan jalan kaki bukan hanya tidak membahayakan malah sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kekuatan ibu dan janin, terutama nanti pada saat melahirkan.

Melahirkan

Sebagaimana yang Anda sudah ketahui bahwa kehidupan pada masa pra natal adalah kehidupan yang sangat sensitif dan menentukan, dan akan sangat berpengaruh pada masa depan kehidupan anak. Pada masa ini janin hidup dalam sebuah ruang yang pengelolaannya bukan berada pada dirinya. Dia berada di hadapan berbagai bahaya fisik dan kejiwaan yang tidak dapat dia hindari, dan tanggung jawab semua itu berada di pundak kedua orangtuanya, terutama ibu.

Namun akhirnya, periode ini—baik atau buruk—akan berakhir pada saat waktu melahirkan tiba, yang merupakan jenjang terakhir tanggung jawab periode kehamilan. Jenjang melahirkan juga adalah jenjang yang sangat penting baik bagi ibu maupun anak. Pada periode ini tubuh anak relatif sudah besar, terutama kepalanya dibandingkan anggota tubuh lainnya relatif mengalami perkembangan yang lebih cepat, dan sekarang sudah waktunya mau tidak mau ia harus keluar dari rahim ibu meskipun dengan susah payah. Perjalanan bayi melewati lorong sempit pada saat lahir adalah perjalanan yang paling berbahaya yang dilakukan seorang manusia sepanjang hidupnya. Bisa saja pada saat proses kelahiran seorang bayi kehilangan nyawanya, bisa saja ia mengalami patah tulang, bisa saja tulang batok kepala yang masih lunak menerima tekanan sehingga merusak saraf-saraf otak yang ada di kepalanya.

Dr. Jalali menulis,

“Ketika lahir ke dunia seorang anak mengalami tekanan untuk beberapa waktu. Bagian kepala, yang merupakan bagian tubuh yang paling besar adalah bagian yang paling banyak kemungkinannya menderita kerusakan. Jika kelahiran berjalan tidak normal maka tingkat kesulitan untuk lahir ke dunia meningkat beberapa kali, dan anak di samping menerima tekanan yang biasa mau tidak mau ia juga harus menghadapi benturan alat-alat mekanik. Salah satu sebab meninggalnya anak pada saat dilahirkan atau beberapa saat setelah dilahirkan ialah tekanan-tekanan dan benturan-benturan tersebut. Sebagian cacat tubuh dan otak yang kita temukan pada anak-anak, seperti lumpuh, gila dan lainnya biasanya diakibatkan berbagai benturan dan tekanan yang dialami anak pada saat dilahirkan.”[160]

Dengan memperhatikan penjelasan-penjelasan di atas kita dapat mengetahui bahwa melahirkan bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dan sepele tetapi justru merupakan sebuah perkara yang sangat penting yang keselamatan ibu dan anak bergantung kepadanya. Jika terjadi kelalaian sekecil apa pun pada prosesnya dapat mendatangkan kerugian besar bagi ibu dan anak, atau bahkan mungkin dapat menyebabkan kematian bagi keduanya atau salah satunya. Oleh karena itu, alangkah baiknya seorang ibu hamil melaksanakan kewajiban-kewajiban masa hamilnya dan melaksanakan nasihat-nasihat dokter, dan mempersiapkan dirinya untuk dapat melahirkan secara normal dan lancar dengan mengonsumsi makanan dengan benar, menjaga kebersihan, menghindari kegiatan-kegiatan yang melelahkan dan melakukan aktivitas-aktivitas ringan. Untungnya, banyak sekali buku-buku bagus yang telah ditulis mengenai hal ini sehingga para ibu dapat memanfaatkannya.

Kepada para ibu hamil dianjurkan untuk sedapat mungkin mendatangi seorang dokter spesialis atau rumah sakit secara berkala untuk memperoleh petunjuk-petunjuk yang diperlukan. Demikian juga jika mengalami keluhan-keluhan baru maka segera pergi ke dokter supaya tidak mengalami kesulitan yang lebih besar. Manakala melihat tanda-tanda sudah dekatnya saat kelahiran maka harus segera pergi ke rumah sakit untuk dirawat, karena:

Pertama, di rumah sakit senantiasa ada dokter, obat dan bidan, yang senantiasa mengawasi ibu yang akan melahirkan, dan manakala diperlukan dengan segera mereka akan membantu. Jika terjadi kelahiran yang tidak normal dan diperlukan tindakan operasi, rumah sakit memiliki kesiapan dan dengan segera akan menolong ibu. Namun, jika proses kelahiran dilakukan di rumah, sementara proses kelahiran berjalan tidak normal, maka untuk memindahkan ibu yang melahirkan ke rumah sakit diperlukan waktu, yang bisa saja mengakibatkan nyawa ibu atau anak yang dilahirkan tidak dapat tertolong.

Kedua, dari sisi kebersihan. Kamar-kamar di rumah sakit lebih terjaga dibandingkan kamar-kamar di rumah, sehingga sangat bagus untuk istirahat.

Ketiga, dalam proses melahirkan tidak ada saudara, tetangga dan teman yang ikut campur dan memberikan pandangan dalam proses kelahiran sehingga mengganggu ibu yang hamil. Karena, campur tangan mereka yang tidak berdasarkan ilmu justru akan membahayakan. Namun, jika tidak mampu pergi ke rumah sakit atau dokter spesialis maka silahkan melahirkan di rumah dengan dibantu bidan-bidan yang berpengalaman. Dalam keadaan ini perlu diperhatikan poin-poin berikut:

1. Udara ruangan kamar untuk melahirkan harus sedang dan normal, tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Karena seorang wanita hamil disebabkan berjam-jam menekan ia kehilangan keseimbangan dirinya dan biasanya banyak mengeluarkan keringat, dan pada keadaan yang seperti ini ia sangat mudah terserang flu. Jika udara ruangan kamar terlalu dingin maka sangat mungkin ibu yang melahirkan terserang penyakit flu. Di samping itu, udara dingin sangat berbahaya bagi bayi yang baru lahir, karena di dalam rahim ibu bayi tinggal di lingkungan yang bersuhu 35/5 derajat, dan perubahan suhu udara yang tiba-tiba sangat berbahaya baginya. Udara yang terlalu panas pun tidak baik, karena dapat membuat ibu yang melahirkan merasa tidak nyaman. Yang terbaik adalah suhu udara yang normal yang membuat ibu yang hendak melahirkan merasa nyaman.

2. Hati-hati, jangan sampai udara kamar tercemar oleh asap, bau minyak dan yang lainnya. Karena bernafas di udara yang tercemar ini bukan hanya berbahaya bagi keselamatan ibu tetapi juga bagi bayi yang baru saja belajar bernafas.

3. Ranjang, selimut dan pakaian salin yang digunakan harus bersih dan menggunakan disinfektan. Demikian juga, bidan harus mencuci tangannya dengan sabun dan kalau bisa juga menggunakan disinfektan. Karena dalam keadaan ini, ibu dan bayi yang baru lahir sangat rentan untuk terserang penyakit dan kuman, dan upaya menjaga kebersihan sangat membantu kesehatan dan keselamatan mereka.

4. Wanita yang akan melahirkan biasanya dihinggapi rasa bimbang dan sedih, dan bahkan ia merasa pesimis dengan keselamatan dan kelangsungan hidupnya. Ia menderita rasa sakit, sedih dan takut. Dalam keadaan ini ia sangat membutuhkan dorongan semangat sehingga dapat menanggung tekanan-tekanan yang dia rasakan dan membantu cepat keluarnya anak. Oleh karena itu, perlu diberi pengertian kepada mereka bahwa proses melahirkan adalah sesuatu yang alami, hendaknya mereka diberi semangat dan dijauhkan dari perasaan takut, jangan sampai mereka dihinggapi perasaan tidak mampu melakukannya.

5. Wanita yang akan melahirkan, disebabkan kebimbangan dan perubahan pada suasana jiwanya, biasanya tidak mempunyai selera makan, dan memang mengonsumsi makanan berat dan banyak baginya itu tidak baik, karena itu jangan memaksa mereka memakan makan berat dan banyak. Namun demikian, untuk bisa menanggung rasa sakit dan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam proses melahirkan dan membantu mengeluarkan anak sangat dibutuhkan energi yang banyak. Oleh karena itu, di sela-sela menahan rasa sakit alangkah baiknya diberikan kepada mereka makanan ringan yang penuh energi, seperti minuman sari buah, minuman madu, daging bakar, sup dan roti, namun tidak banyak-banyak, seukuran yang dibutuhkan. Karena jika tidak maka ia akan mengalami kesulitan dalam melahirkan.

6. Sedapat mungkin ruangan tempat melahirkan diusahakan tenang tidak berisik, dan anak-anak dan wanita-wanita yang tidak berkepentingan disuruh keluar. Karena, di samping mereka tidak bisa membantu apa-apa, keberadaan mereka pun akan membuat wanita yang hendak melahirkan malu. Di samping itu, haram hukumnya seorang wanita melihat aurat wanita lain dalam semua keadaan, salah satunya adalah pada saat melahirkan.

Imam Muhammad Baqir as berkata, “Imam Ali bin Husain as, pada saat seorang wanita melahirkan berkata, ‘Suruh para wanita keluar dari kamar, jangan sampai mereka melihat aurat wanita yang sedang melahirkan.’”[161]

Ada dua hal penting yang perlu diingatkan:

Pertama, benar, bahwa masa hamil dan melahirkan adalah sebuah pekerjaan sulit namun ia sebuah pekerjaan yang bagus dan bernilai. Jika seorang wanita hamil, lalu menunaikan kewajibannya pada masa ini, menjaga kandungannya dengan sempurna, melewati masa ini dengan selamat, dan mempersembahkan seorang anak yang baik dan sehat kepada masyarakat, maka ia telah melakukan sebuah pekerjaan yang sangat berharga. Ia telah melahirkan seorang anak yang normal yang akan selalu merasa berhutang kepada ibunya. Ia juga telah berkhidmat kepada masyarakat manusia, karena seorang anak yang sehat dan normal yang ia lahirkan bisa saja keberadaannya akan menjadi sumber bagi keberkahan dan kebaikan umat manusia. Tentu saja, pelayanan besar yang seperti ini tidak akan berlalu begitu saja tanpa ganjaran dari Allah Swt.

Zaid bin Ali meriwayatkan, “Pada suatu hari Rasulullah saw berbicara tentang keutamaan jihad. Lalu, seorang wanita berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita dapat memperoleh keutamaan jihad?’ Rasulullah saw menjawab, ‘Tentu, wanita memperoleh pahala jihad pada masa ia hamil hingga melahirkan, lalu setelah itu menyusui anaknya hingga ia menyapihnya. Pada seluruh masa ini ia tidak berbeda dengan seorang laki-laki yang sedang berperang di jalan Allah. Jika ia meninggal pada masa itu maka kedudukannya sama dengan kedudukan orang yang mati syahid.’”[162]

Kedua, para suami harus sadar bahwa masa kehamilan dan pekerjaan melahirkan bukan sesuatu yang mudah. Pada masa ini seorang wanita yang hamil sangat membutuhkan pengawasan dan kerjasama dari suami. Baik agama maupun nurani mewajibkan seorang suami melindungi dan membesarkan hati istrinya yang sedang hamil dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Ia harus lebih menunjukkan kasih sayangnya kepada istrinya dibandingkan sebelumnya, membesarkan hatinya, dan meyakinkannya bahwa ia akan membantu sepenuh hati pada saat melahirkan. Seorang suami, ketika merasa saat melahirkan istrinya sudah dekat, sesegera mungkin ia harus membawanya ke rumah sakit atau ke dokter spesialis. Jika dikarenakan kelalaian, ketidakpedulian atau pun kekikirannya lalu anak atau istrinya sampai celaka atau meninggal maka ia layak dihukum dalam pandangan agama dan nurani, dan pada hari kiamat pun ia akan diminta pertanggungjawabannya.

Periode Kedua: Setelah Melahirkan dan Tahun Pertama dan Kedua Usia Anak

Tahun pertama kehidupan anak adalah periode terpenting kehidupannya. Pada saat itu jiwanya tidak ubahnya seperti kertas putih yang siap menerima apa pun gambar yang ditorehkan di atasnya. Sebelumnya, belum ada satu pun gambar ilmu yang ditorehkan padanya, namun ia mempunyai potensi untuk memperoleh ilmu dan informasi secara bertahap. Begitu juga dengan alat pemahamannya (indera, rasa dan otak), ia merupakan alat yang sangat sensitif, yang belum pernah digunakan sebelumnya, dan bentuk serta cara penggunaannya akan sangat menentukan bagi masa depan anak yang bersangkutan. Jiwa yang sensitif dan halus, dan alat pemahaman yang rumit ini tentunya menerima pengaruh dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada periode dan juga dari bentuk perlakuan keluarganya kepadanya. Namun, yang menjadi kesulitan terbesar ialah umumnya orang tidak mengetahui kecenderungan, keinginan dan perasaan bayi pada periode ini.

Allah Swt berfirman, Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur (QS. an-Nahl:78).

Oleh karena itu, para pendidik harus benar-benar menaruh perhatian kepada masa yang sangat sensitif ini, dan memperlakukan mereka dengan cara yang benar, sehingga mereka terjaga dari kejadian-kejadian yang akan melukai jiwa mereka.

Kedua orangtua dari tiga sisi dapat memberikan pengaruh pada bentuk pendidikan anaknya secara benar: pemberian makan yang baik, menyediakan semua kebutuhan materinya, dan memperlakukannya dengan penuh sayang. Berikut ini kami bahas masing-masing dari ketiganya secara ringkas:

Pengaruh Pemberian Makan pada Pendidikan

Pemberian makan anak mempunyai pengaruh pada bentuk pendidikan anak dari dua sisi: dari sisi pembentukan jasmani dan dari sisi pengaruh kejiwaan dan emosi. Adapun dari sisi pertama, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa bentuk pemberian makan anak tidak diragukan akan sangat berpengaruh pada bagaimana bentuk dan susunan fisik, kesehatan dan penyakit, kekuatan dan kelemahan anak. Dari sisi lain, bentuk susunan fisik akan berpengaruh pada perilaku dan kepribadian anak. Jika seorang ibu, dengan program yang benar dan terencana menyediakan makanan yang dibutuhkan anak maka ia berarti membantu kesehatan fisik, saraf dan otak anak, yang tentunya juga akan berpengaruh juga pada perilaku dan kepribadiannya.

Oleh karena itu, pemberian makan yang benar kepada bayi adalah salah satu faktor penting pendidikan, dan para pendidik tidak boleh lalai akan hal ini. Ayah dan ibu yang menginginkan anaknya bahagia ia harus mengetahui makanan-makanan yang dibutuhkan anaknya, lalu dengan program yang benar dan terencana memberi anaknya makan. Di sini, kami tidak bisa menjelaskan secara rinci program pemberian makan anak, akan tetapi kami sarankan kepada yang ingin mengetahuinya untuk membaca buku-buku yang telah banyak ditulis tentang hal ini, namun demikian kami ingin menyinggung secara umum dua masalah yang kami anggap penting:

Peran Air Susu Ibu (ASI) pada Pendidikan

ASI adalah makanan sempurna, dan dari sisi kandungan gizi merupakan makanan terbaik. Di antara semua jenis susu, air susu ibu adalah yang paling sesuai dan paling menyehatkan bagi anak, terutama bagi anak yang baru lahir, karena memiliki kelebihan-kelebihan berikut:

1. Dari sisi nutrisi, air susu ibu adalah makanan yang paling sesuai dengan bangunan tubuh anak. Karena, selama sembilan bulan janin hidup di dalam rahim ibu ia memperoleh makan yang disediakan oleh alat pencernaan ibu, dan setelah lahir alat yang sama itu juga yang memproduksi air susu ibu.

2. Air susu ibu dikonsumsi secara alami dan langsung, dan oleh karena itu zat-zat nutrisi yang terkandung di dalamnya tidak hilang. Berbeda dengan susu-susu lain, yang dari sisi higienis harus dilindungi, dan sebagai konsekuensinya ia kehilangan sebagian zat nutrisi yang dikandungnya.

3. Air susu ibu melalui puting susu langsung masuk ke dalam mulut anak dan tidak bersentuhan dengan wadah lain, oleh karena itu dari sisi kebersihan ia lebih utama dari makanan-makanan lain.

4. Air susu ibu terjaga dari berbagai jenis mikroba pembawa penyakit. Berbeda dengan susu binatang yang mempunyai kemungkinan tertular mikroba pembawa penyakit.

5. Air susu ibu senantiasa dikonsumsi dalam keadaan baru dan dengan suhu kehangatan yang sesuai. Berbeda dengan susu-susu lain yang bisa rusak karena lama disimpan.

6. Tidak ada tindak pemalsuan pada air susu ibu, sementara pada susu-susu lain bisa terjadi tindak pemalsuan.

Atas dasar itu, dengan pasti dapat dikatakan bahwa air susu ibu adalah makanan yang bagus dan paling sesuai bagi anak dibandingkan makanan-makanan yang lain. Oleh karena itu, anak-anak yang diberi air susu ibu biasanya lebih sehat dan lebih kebal menghadapi penyakit dibandingkan anak-anak yang tidak diberi air susu ibu. Hampir seluruh para ahli mendukung teori ini.

Islam dan Air Susu Ibu

Islam juga meyakini air susu ibu sebagai makanan terbaik bagi anak, dan merupakan sebuah hak alami.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Tidak ada satu pun susu yang lebih bermanfaat dan lebih sesuai bagi anak dari air susu ibu.”[163]

Sedemikian pentingnya kedudukan air susu ibu dalam Islam, sehingga para ibu sangat dianjurkan untuk menyusui anaknya dan bagi mereka disediakan pahala yang besar manakala melakukannya.

Rasulullah saw bersabda, “Ketika seorang wanita menyusui anaknya, Allah membalas setiap isapan air susu yang diisap anak dengan pahala memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi Ismail, dan manakala wanita itu selesai menyusui anaknya malaikat pun meletakkan tangannya ke atas sisi wanita itu seraya berkata, ‘Mulailah hidup dari baru, karena Allah telah mengampuni semua dosa-dosamu.’”[164]

Oleh karena itu, para ibu yang menginginkan pendidikan yang benar bagi anaknya sedapat mungkin ia harus menyusui anaknya, karena hal itu akan sangat membantu bagi kesehatan fisik dan jiwa anaknya.

Islam dan Pengaruh Air Susu Ibu

Islam meyakini jenis susu sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Oleh karena itu, pertama, Islam menganjurkan untuk teliti dalam memilih istri—yang kelak akan menjadi ibu bagi anak-anak. Pilihlah seorang wanita yang berakal, cantik, berakhlak baik, sehat dan kuat, supaya kelak Anda mempunyai anak yang cantik, kuat, sehat, pintar dan berakhlak baik. Kedua, Islam menekankan agar sedapat mungkin anak diberi air susu ibu. Ketiga, jika terpaksa mengambil pengasuh bagi anak-anak Anda, pilihlah pengasuh yang berakal, cantik, berakhlak baik dan sehat, karena meski bagaimana pun air susu sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Sebagai contoh, perhatikanlah hadis-hadis berikut:

Rasulullah saw bersabda, “Hindarilah menikah dengan wanita bodoh. Karena bergaul dengannya adalah sebuah bencana dan anak-anak yang dilahirkannya akan menjadi generasi yang hilang.”[165]

Rasulullah saw bersabda, “Jangan engkau susui anak-anakmu dari air susu wanita bodoh, karena air susu akan membentuknya sebagaimana keadaannya.”[166]

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Perhatikanlah, siapa yang menyusui anak-anakmu, karena anak akan tumbuh sebagaimana keadaannya.”[167]

Imam Muhammad Baqir as berkata, “Jangan engkau suruh wanita bodoh menyusui anak-anakmu, karena air susu akan menular, sehingga anak-anakmu akan tertular bodoh.”[168]

Rasulullah saw bersabda, “Jangan engkau minta wanita bodoh dan lemah penglihatannya menyusui anak-anakmu, karena air susu akan menular.”[169]

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Sebagaimana untuk menikah engkau berusaha memilih wanita-wanita baik, maka untuk menyusui anakmu pun engkau harus menemukan wanita-wanita yang baik, karena air susu dapat merubah watak.”[170]

Imam Muhammad Baqir as berkata, “Mintalah wanita-wanita cantik menyusui anakmu, dan hindari wanita-wanita jelek, karena air susu akan menulari.”[171]

Pada hadis lain Imam Muhammad Baqir as berkata, “Mintalah wanita-wanita suci (yang senantiasa dalam keadaan wudhu) untuk menyusui anakmu, karena air susu itu menulari.”[172]

Pengaruh Makanan pada Air Susu

Oleh karena air susu ibu terbuat dari makanan yang dikonsumsi ibu maka sudah barang tentu kualitas dan jumlah makanan yang dimakannya sangat berpengaruh pada kualitas dan jumlah air susunya, namun demikian watak khusus masing-masing wanita pun ada pengaruhnya di sini. Oleh karena itu, para ibu yang sedang menyusui anaknya harus memperhatikan makanan yang dikonsumsinya. Makanan yang dikonsumsi hendaknya beraneka ragam, dan jangan lupa mengonsumsi dari jenis buah-buahan, daun-daunan dan biji-bijian. Begitu juga, makanan-makanan cair sangat bermanfaat. Singkatnya, makanan ibu menyusui harus sempurna dan harus kaya dengan nutrisi, supaya ia tetap sehat dan air susu yang dihasilkannya kaya akan nutrisi. Dalam menyusun program makan ibu menyusui Anda dapat membaca buku-buku tentang makanan dan buku-buku yang berkenaan dengan kesehatan ibu menyusui.

Jadwal Pemberian Air Susu Ibu

Di antara para ahli terdapat perbedaan pendapat apakah pemberian air susu ibu kepada anak harus dijadwal atau tidak? Di sini, terdapat dua pendapat: sebagian berpendapat bahwa pemberian air susu ibu kepada anak secara terjadwal bukan hanya akan bermanfaat bagi anak tetapi juga bermanfaat bagi ayah dan ibunya, dan mereka menyebutkan beberapa kelebihannya, di antaranya:

1. Dengan cara ini anak menjadi terbiasa bahwa pada jam-jam tertentu ia minum susu, dan ini berarti sejak dini ia telah dibiasakan untuk menjaga keteraturan, sehingga di masa yang akan datang dalam kehidupannya ia sudah terbiasa memelihara keteraturan.

2. Dari sejak dini ia sudah tahu bahwa hidup punya perhitungan, dan ia tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada orang lain dengan berteriak, menangis atau membuat kekacauan.

3. Dengan cara ia belajar dan dilatih untuk dapat bersabar menghadapi tuntutan-tuntutan dirinya.

4. Dengan menjaga keteraturan, kesehatan alat pencernaannya akan terjaga dengan baik. Karena untuk tercernanya makanan dengan baik makanan perlu berada dalam lambung untuk beberapa waktu, dan selama jangka itu sebaiknya tidak ada makanan lain yang masuk. Karena, jika berbagai makanan masuk begitu saja ke dalam lambung secara tidak teratur dan menumpuk di sana, tentu akan sulit bagi lambung untuk mencernanya, dan hal ini akan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan.

5. Manakala anak sudah terbiasa meminum air susu ibu secara teratur tentu ayah dan ibunya akan merasa leluasa.

Dengan alasan-alasan ini mereka sangat menekankan supaya anak diberi air susu ibu secara terjadwal pada jam-jam yang telah ditentukan.

Sementara kelompok yang kedua tidak menerima pendapat ini, mereka tidak hanya mengatakan tidak perlu memberikan air susu ibu secara terjadwal bahkan lebih jauh mereka mengatakan bahwa pemberian air susu ibu secara terjadwal justru akan memberikan pengaruh negatif bagi anak.

Mereka mengatakan, tidak perlu diberlakukan jadwal secara ketat dalam memberikan air susu ibu kepada anak, karena setiap kali anak merasa lapar ia akan memberi isyarat dengan cara menangis, dan saat itu ibu harus segera memberikan air susu kepadanya. Mereka menyebutkan beberapa keuntungan dengan cara ini:

1. Dengan cara ini anak akan lebih merasa aman dan terlindungi.

2. Anak mempunyai harapan dan pandangan positif kepada ibu dan orang-orang yang ada di sekelilingnya, dan ia tahu bahwa ketika ia memerlukannya dengan segera mereka akan membantunya.

3. Karena pada saat ia merasa lapar ibu segera memberinya makan maka ia tidak merasa kekurangan dan merasa tidak perlu bimbang.

Dengan alasan-alasan ini, kelompok kedua berpendapat sebaiknya masalah pemberian air susu ibu diserahkan kepada para ibu karena merekalah yang lebih mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana seharusnya mereka memberikan air susu kepada anaknya.

Untuk mendukung pendapatnya masing-masing kelompok telah memberikan alasannya, namun menurut hemat kami pendapat pertama—meskipun untuk melaksanakannya diperlukan kesungguhan—lebih baik dari pendapat kedua baik dari sisi kesehatan anak, dari sisi pendidikan akhlaknya maupun dari sisi kemudahan dan keleluasaan bagi ibu. Benar, sebagaimana menurut pendapat kedua bahwa ketika anak merasa lapar dengan segera ibu datang menolongnya dan anak tidak perlu merasa resah dan khawatir, dan ia akan mempunyai pandangan yang positif kepada ibu dan orang-orang yang ada di sekelilingnya, namun tentunya anak akan menjadi terbiasa dengan keadaan ini, sehingga ketika sudah besar dan hidup di tengah-tengah masyarakat ia berharap semua orang bertindak seperti ibunya dalam menuruti semua keinginannya. Untuk mencapai tujuannya ia akan selalu berteriak sebagaimana yang biasa ia lakukan kepada ibunya, dan kalau bisa dengan cara memaksa, dan jika ia tidak dapat mencapai apa yang diinginkannya ia akan menganggap orang lain sebagai manusia-manusia yang tidak memiliki perasaan.

Sebaiknya sejak awal anak dibiasakan untuk menjaga keteraturan dan diberitahu bahwa hidup di dunia ada perhitungannya dan tidak senantiasa sejalan dengan keinginan seseorang. Di samping itu, dengan menjaga jadwal yang sudah diperhitungkan, maka aktivitas makan bukan hanya akan bermanfaat bagi orang-orang dewasa tetapi juga amat bermanfaat bagi sistem pencernaan bayi yang masih baru.

Islam mengecam makan berlebihan. Rasulullah saw bersabda,

“Hindari makan berlebihan, karena itu akan merusak pencernaan, mendatangkan penyakit dan membuat malas dalam beribadah.”[173]

Amirul Mukminin as berkata, “Senantiasa kenyang akan mendatangkan berbagai penyakit.”[174]

Akan menjadi kebaikan bagi anak jika sejak dini ia tidak dibiasakan untuk selalu kenyang dalam makan. Oleh karena itu, meminum air susu secara teratur dan terjadwal akan sangat bermanfaat bagi tubuh anak dan juga bagi pendidikan jiwanya.

Juga terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli mengenai jadwal dan jeda waktu pemberian air susu. Sekelompok dari mereka berpendapat sebaiknya setiap empat jam sekali anak diberi air susu, sementara yang lain merekomendasikan setiap tiga jam atau tiga jam setengah sekali. Sekelompok lain mengatakan, pada tiga bulan pertama sebaiknya diberikan setiap tiga jam sekali, dan setelah itu setiap empat jam sekali. Namun demikian semua mereka sepakat, pada malam hari jarak waktunya lebih lama, yaitu setiap enam atau lima jam sekali. Mereka juga sepakat bahwa pada setiap waktu pemberian air susu anak harus menyusu sampai kenyang.

Berikut ini ada beberapa poin penting yang ingin kami ingatkan:

1. Oleh karena tidak semua anak memiliki kondisi yang sama pada bangunan fisik dan alat pencernaannya, yang bisa saja pada kondisi-kondisi tertentu didapati keadaan-keadaan yang berbeda, maka alangkah baiknya jika dalam jadwal pemberian air susu para ibu berkonsultasi kepada dokter spesialis anak dan kemudian menaati petunjuk-petunjuknya.

2. Yang dimaksud bahwa anak harus diberi air susu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan bukan berarti bahwa ia harus diberi air susu tepat pada waktu yang telah ditentukan, tidak boleh lebih tidak boleh kurang, sehingga jika seandainya anak sudah merasa lapar setengah jam lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan dan ia menangis, ibu tetap harus sabar menunggu hingga tiba waktu menyusui, tetapi yang dimaksud ialah mengikuti sebuah jadwal yang teratur yang sekiranya terjadi percepatan atau keterlambatan beberapa menit pada keadaan tertentu tidak akan merusak jadwal.

3. Mungkin bagi sebagian ibu sangat sulit untuk terikat dengan jadwal menyusui secara teratur dan menganggap yang demikian itu tidak sesuai dengan perasaan seorang ibu, namun jika ibu-ibu ini mempunyai tekad dan sejak awal ia menyusui anaknya sesuai jadwal, tentunya secara perlahan-lahan mereka akan terbiasa dengan jadwal yang seperti ini dan mereka tidak akan sulit untuk mengikutinya.

Air Susu Ibu Tidak Mencukupi

Jika jumlah air susu ibu tidak cukup untuk mengenyangkan anak, seorang ibu tidak boleh menjadikan anaknya tidak memperoleh air susunya sama sekali dan menggantinya secara keseluruhan dengan susu lain, tetapi ia tetap harus memberikan air susu yang ada padanya dan untuk kekurangannya diganti dengan susu atau makanan lain.

Setelah air susu ibu, makanan yang terbaik bagi anak ialah susu sapi karena memiliki beberapa kesamaan dengan air susu ibu namun perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1. Karena air susu sapi lebih kental dari air susu ibu maka sebaiknya ia ditambahkan terlebih dahulu dengan sedikit gula dan air mendidih hingga menyerupai air susu ibu dari sisi kekentalannya.

2. Hendaknya air susu sapi dididihkan terlebih dahulu selama dua puluh menit sehingga jika ada bakteri atau kuman ia akan mati.

3. Berikan air susu sapi kepada anak dalam keadaan tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin tetapi seukuran hangat air susu.

4. Usahakan sedapat mungkin memberikan air susu yang baru dan sehat.

5. Setiap kali hendak memberikan susu hendaknya botolnya dicuci terlebih dahulu dengan air panas, jangan sampai bercampur dengan sisa air susu sebelumnya.

6. Gendonglah anak pada saat memberi air susu sehingga seolah-olah ia meminum susu dari puting ibu, sehingga dengan begitu ia masih tetap dapat merasakan pelukan dan kasih sayang ibu.

Jika ingin menggunakan susu kering sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi kepada seorang dokter spesialis anak dan memilih jenis susu sesuai dengan petunjuknya, karena susu kering mempunyai jenis yang bermacam-macam, yang belum tentu cocok bagi setiap anak dan bagi setiap usia. Hanya dokter yang dapat merekomendasikan kepada Anda dalam memilih jenis dan ukuran susu kering yang layak diberikan kepada anak. Jika setelah menggunakannya beberapa waktu lalu Anda merasa susu tersebut tidak cocok bagi anak Anda, Anda harus datang lagi ke dokter dan meminta jenis susu yang lain.

Larangan Memberikan Air Susu

Meskipun air susu ibu lebih bermanfaat bagi anak dibanding seluruh jenis makanan yang lain namun pada beberapa keadaan tertentu ibu tidak boleh memberikan air susu ibu kepada anaknya:

1. Pada saat ibu menderita penyakit menular berbahaya seperti penyakit paru-paru.

2. Pada saat ibu menderita penyakit berbahaya dan dokter mengatakan tindakan menyusui akan membahayakan diri si ibu, seperti penyakit jantung.

3. Seorang ibu yang mempunyai penyakit gila atau ayan.

4. Ibu-ibu yang suka minum minuman beralkohol atau kecanduan menggunakan zat-zat narkotika.

Pada keadaan-keadaan ini anak tidak boleh diberikan air susu ibunya dan sebagai gantinya ia diberi susu lain.

Makanan Tambahan

Sepanjang tahun pertama dan tahun kedua kehidupan anak yang menjadi makanan pokok anak adalah air susu ibu, dan itu harus terus berlangsung hingga akhir tahun kedua, karena air susu ibu adalah satu-satunya makanan yang paling sempurna dan cocok bagi pencernaannya, namun demikian anak juga tidak boleh hanya meminum air susu ibu tetapi secara bertahap ia juga harus mengenal makanan-makanan lain. Pada usia tiga bulan ke atas secara perlahan-lahan anak dikenalkan kepada makanan-makanan lain. Makanan yang diberikan kepadanya harus makanan yang sederhana, sempurna dan cair. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan kalsium dan memperkuat tulang perlu diberikan sup tulang yang dicampur wortel. Kepada anak perlu juga diberikan kentang dan telur yang direbus, biskuit, mentega, nasi, sup daging, daging ayam, buah-buahan segar, dan begitu juga sedikit minyak ikan.

Makanan anak harus beragam, sederhana, ringan, sesuai dengan pencernaannya dan sesuai dengan kebutuhannya, tidak boleh berlebihan. Untuk mula-mula, makanan yang diberikan harus makanan cair dan dengan porsi yang sedikit, baru setelah itu secara perlahan ditambah dan diberi makanan yang lebih berat. Ketika gigi telah tumbuh boleh diberikan makanan-makanan yang perlu dikunyah. Namun, dalam periode ini air susu ibu tetap menjadi makanan yang terpenting bagi anak.

Menyapih Anak

Selama dua tahun anak menyusu kepada ibunya, dan ini merupakan hak alami anak yang telah ditetapkan Allah Swt, Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan (QS. al-Baqarah:233).

Imam Ja`far Shadiq as berkata, “Menyusui itu selama dua puluh satu bulan, jika kurang dari itu maka itu merupakan kezaliman bagi anak.”[175]

Manakala seorang ibu tidak mempunyai halangan ia harus menyusui anaknya selama dua tahun atau paling sedikit dua puluh satu bulan, dan jika telah sampai dua tahun ia dapat menyapih anaknya. Menyapih anak bukan sebuah pekerjaan yang mudah, karena selama dua tahun anak telah terbiasa menyusu sehingga sulit baginya jika harus tidak menyusu. Sudah barang tentu untuk beberapa hari anak akan resah dan terus menangis, dan keadaan ini dapat saja membuatnya mempunyai pandangan yang jelek kepada ibunya dan meninggalkan kesan negatif dalam jiwanya.

Oleh karena itu, terlebih dahulu harus disiapkan hal-hal yang diperlukan dan anak dipersiapkan untuk bisa tidak lagi menyusu kepada ibunya. Seorang ibu yang pintar, sepanjang dua tahun secara perlahan-lahan ia mengenalkan anaknya kepada makanan-makanan lain, dan pada bulan-bulan terakhir secara perlahan-lahan ia mengurangi intensitas pemberian air susu ibu dan sebagai gantinya memberinya makanan yang lain. Kemudian, pada bulan terakhir ia memberikan air susu ibu sesedikit mungkin, sehingga secara alami anak akan melupakan air susu ibunya. Ibu bisa saja memberi warna hitam pada teteknya atau melumuri sesuatu yang pahit pada putingnya sehingga anak tidak ada selera lagi untuk menyusu. Usahakan supaya anak disibukkan dengan sesuatu yang lain sehingga ia lupa untuk menyusu lagi. Namun jangan sekali-kali menakut-nakuti anak dengan sesuatu yang menyeramkan karena bisa meninggalkan bekas negatif pada tubuh dan jiwanya. Alhasil, hanya dengan kesabaran, kesungguhan dan perencanaan anak dapat disapih dengan baik, tanpa harus meninggalkan luka pada jiwa anak.

Pada akhir pembahasan ada satu poin penting yang ingin saya ingatkan kepada para ibu:

Sebelumnya, sebagian besar zat-zat makanan yang dibutuhkan anak Anda diperoleh dari air susu ibu, setelah disapih tentunya ia kehilangan sumber makanan ini, oleh karena itu program makanannya harus diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi semua kebutuhannya. Zat-zat makanan yang dibutuhkan anak Anda meliputi antara lain:

1. Zat gula, seperti buah-buahan segar, roti dan kentang.

2. Zat lemak, seperti berbagai macam minyak-minyakan.

3. Zat protein, seperti telur ayam, daging, ikan, daging ayam dan susu.

4. Zat besi, terdapat dalam sayur-sayuran dan mentega.

5. Berbagai macam vitamin, terdapat pada buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan lemak ikan.

Di sini, saya tidak bisa menjelaskan secara rinci khasiat macam-macam makanan, dan untuk mengetahui itu Anda dapat membaca buku-buku yang telah ditulis khusus mengenai hal ini, namun demikian secara umum saya telah kemukakan bahwa makanan anak Anda harus beragam.

Referensi:
[123] Bihâr al-Anwâr, juz 77, hal., 115.
[124] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 14, hal., 29.
[125] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 14, hal., 29.
[126] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 2, hal., 538.
[127] Wirasat wa Tabiat_e Adami, hal., 13.
[128] Biografi Sebelum Lahir, hal., 9.
[129] Biografi Sebelum Lahir, hal., 184.
[130] Rawansyenasi_ ye Kudak, Dr. Jalali, hal., 190.
[131] Rawansyenasi_ ye Kudak, Dr. Jalali, hal., 190.
[132] Ushul_e Rawansyenasi, Dr. Mahmud Sa’atchi, hal., 183.
[133] Behdosyti_ye Jismi wa Rawani_ ye Kudak, hal., 62.
[134] Biografi Sebelum Lahir, hal., 182.
[135] Biografi Sebelum Lahir, hal., 38.
[136] Rawansyenasi_ ye Kudak, hal., 222.
[137] Ushul_e Rawansyenasi, Dr. Mahmud Sa`atchi, hal., 187.
[138] Rawansyenasi Rusyd, hal., 109.
[139] Bihâr al-Anwâr, juz 60, hal.,, 342.
[140] Bihâr al-Anwâr, juz 60, hal., 341.
[141] Makârim al-Akhlâq, hal., 196.
[142] Makârim al-Akhlâq, hal., 192.
[143] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 134.
[144] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 135.
[145] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 136.
[146] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 136.
[147] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 2, hal., 619.
[148] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 2, hal., 619.
[149] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 2, hal., 635.
[150] Ilm va Zendegi, hal. 426.
[151] Biografi Sebelum Lahir, hal., 80.
[152] Majalah Maktab_e Islam, tahun 15, hal., 6.
[153] I`jaz_e Khurakha, hal., 215.
[154] Rawansyenasi_ ye Kudak, hal., 222.
[155] Biografi Sebelum Lahir, hal., 150.
[156] Biografi Sebelum Lahir, hal., 48.
[157] Rawansyenasi_ye Kudak, hal., 188.
[158] Rawansyenasi_ye Kudak, hal., 222.
[159] Ruzname Ittila`at, no. 10355.
[160] Rawansyenasi_ye Kudak, hal., 193.
[161] Wasa’il asy-Syi`ah, juz 15, hal., 119.
[162] Makarim al-Akhlâq, hal., 268.
[163] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 175.
[164] Wasa’il asy-Syi`ah, juz 15, hal., 175.
[165] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 2, hal., 538.
[166] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 2, hal., 624.
[167] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 188.
[168] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 188.
[169] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 188.
[170] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 188.
[171] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 189.
[172] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 185.
[173] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 3, hal., 80.
[174] Mustadrak al-Wasâ’il, juz 3, hal., 82.
[175] Wasâ’il asy-Syî`ah, juz 15, hal., 177.

Sumber:
www.ibrahimamini.com
  • Print

    Send to a friend

    Comment (0)