• Black
  • perak
  • Green
  • Blue
  • merah
  • Orange
  • Violet
  • Golden
  • Nombre de visites :
  • 152
  • 9/4/2017
  • Date :

Nasihat Imam Ali kepada Bawahannya

Imam Ali merupakan Sosok tauladan bagi kita. kita semua tahu bahwa beliau merupakan kader yang dididik Rasulullah sedari kecil. maka tidak salah jika kita katakan bahwa Imam Ali adalah buah dari didikan Rasulullah Saw.

nasihat imam ali kepada bawahannya

belakangan ini, Nama Islam terus tercoreng oleh sikap para penganutnya. mirisnya bukan saja kaum awam yang menyebabkan hal itu, para Ulama dan Penguasapun banyak yang mencoreng Islam dengan kelakuan-kelakuan mereka yang tidak Islami.

sebagai pembelajaran, marilah kita perhatikan surat Imam Ali kepada Usman bin Hunaif yang saat itu menjadi bawahan beliau di kursi kekhalifahan. semoga umat Islam dapat mengambil pelajaran dari ahlak beliau yang terkandung dalam surat ini.
Amma ba’du: Wahai Ibnu Hunaif! Saya mendengar bahwa seorang lelaki muda dari Bashrah mengundang Anda ke pesta dan Anda menyambutnya.

Makanan berbagai macam disediakan untuk Anda dan mangkuk-mangkuk besar disajikan di hadapan Anda. Tak pernah terpikirkan oleh saya bahwa Anda akan menerima pesta dari suatu kaum yang mengusir para pengemis dan mengundang orang-orang kaya.

Lihatlah pada suapan yang Anda ambil, tinggalkan apa yang Anda ragu tentangnya dan ambillah apa yang Anda yakin tentangnya bahwa itu diperoleh secara halal.

Ingatlah, setiap pengikut memiliki pemimpin yang diikutinya dan mengambil cahaya dari cahaya pengetahuannya. Sadarlah bahwa Imam Anda telah berpuas diri dengan dua potong pakain gembel dari kesenangan duniawi dan dua kerat roti untuk makanannya.

Tentulah Anda tidak dapat berbuat demikian. Namun, setidak-tidaknya dukunglah saya dalam hal keshalihan, usaha, kesucian dan kejujuran.

Apabila mau, saya dapat mengambil jalan yang menghantarkan saya kepada kesenangan duniawi seperti madu murni, gandum yang halus, dan pakaian sutra. Namun mustahil hawa nafsu memimpin saya dan keserakahan membawa saya untuk memilih makanan yang bagus-bagus sementara di Hijaz atau Yamah mungkin ada orang yang tak memiliki harapan secercahpun untuk mendapatkan roti, atau tidak mempunyai cukup makanan untuk di santap sampai kenyang.

Apakah saya akan berbaring dengan perut kenyang sementara di sekitar saya mungkin ada orang yang resah dan gelisah lantaran perut yang lapar dan haus? Ataukah saya akan menjadi seperti yang dikatakan sang penyair, “Cukuplah bagi Anda untuk punya suatu penyakit, Bahwa Anda berbaring dengan perut penuh, Sementara di sekitar Anda Orang mungkin sangat merindukan kulit kering”.

“Apakah saya akan puas di panggil Amirul Mukminin, walaupun saya tidak turut serta dengan rakyat dalam pelbagai kesukaran duniawi?”

Saya melihat seolah-olah seseorang dari Anda akan mengatakan bahwa apabila makanan ini yang dikosumsi Ali bin Abi Thalib, pasti kelemahan akan membuatnya tak pantas untuk memerangi musuh dan bertarung dengan orang perkasa. Ingatlah, pohon dari hutan adalah kayu yang terbaik, ranting-ranting hijau berbunyi lembut, sementara belantara liar sangat kuat menyalanya dan lambat padam.

Hubungan saya dengan Rasulullah saw ibarat hubungan cabang dengan cabang lain, atau pergelangan tangan dengan lengan. Demi Allah, seandainya orang-orang arab bergabung untuk memerangi saya, saya tidak akan pernah lari dari mereka, Dan apabila mendapat kesempatan, saya akan bergegas memgang leher mereka. Saya pasti akan berjuang untuk membebaskan bumi dari orang-orang yang berpikiran menyeleweng dan bertubuh kasar, sehingga remah-remah tanah berpisah dari gabah.

Wahai Hunaif! Bertakwalah kepada Allah dan cukuplah dengan roti Anda sendiri agar luput dari api neraka.

 

Sumber:
www.syiahahlilbait.com

  • Print

    Send to a friend

    Comment (0)